Thursday, January 18, 2018

Kaidah Menuntut Ilmu

Kaidah Dalam Menuntut Ilmu

History of Islamic - Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah dalam kitabnya Hilyah Thalibil 'Ilmi menerangkan bahwa ilmu itu ibadah. Maka harus memenuhi dua syarat ibadah, yaitu ikhlas dan mutaba'ah (sesuai dengan yang di contohkan oleh rasulullah).

Di antara metode dalam menuntut ilmu adalah sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam berikut.

نضَّر الله امرأً سَمِع مقالتي فوَعَاها وحَفِظها وبَلَّغها، فرُبَّ حامل فِقْه إلى مَن هو أفقه منه،
"Semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah orang yang mendengarkan sabdaku lalu ia memahaminya lalu menghafalnya lalu menyampaikannya. Banyak orang yang menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih paham darinya" (HR At-Tirmidzi).


Hadits ini mutawatir. Hadits tersebut diriwayatkan oleh sekitad dua puluh orang sahabat. Perhatikanlah,

Dalam hadits ini Nabi menyebutkan metode menuntut ilmu:

1. Mendengar 
2. Memahami
3. Menghafal
4. Menyampaikan

Oleh karena itu, sebagian ulama berkata, "Awal ilmu adalah husnul istimaa', yaitu mendengar dengan baik. Mendengar akan lebih sempurna dengan mencatat. Sebagaimana dikatakan oleh imam Az-Zuhri, "Ikatlah ilmu dengan mencatatnya. "Maka hendaklah para penuntut pintar mendengar dan mencatat ilmu terlebih dahulu. Orang yang tak pandai mendengar ia tidak akan dapat menuntut ilmu.

Janganlah langsung loncat ke fase terakhir, yaitu menyampaikan, sehingga menjadi lebih pandai membagikan daripada mendengar. Pandailah mendengar, lalu fahami lalu hafalkan dan kuasai lalu terkahir menyampaikan dengan penuh amanah ilmiyah. Allahul Musta'an.